Minggu, 01 November 2009

Pengalaman mengajar dengan Team Game Competition

Hari Kamis yang lalu, aku mengajar Fisika kelas VIII dengan tema energi dan usaha. Agar anak-anak tidak bosan, aku merencanakan menggunakan metode TGT (team game competition).

Sehari sebelumnya, anak-anak telah aku kelompokkan dalam kelompok heterogen. Tiap kelompok beranggota 7 orang, sehingga setelah pelajaran aku mulai dengan menjelaskan materi, anak-anak langsung aku minta untuk belajar secara berkelompok. Bagi yang pintar dapat membantu yang lemah atau malu bertanya agar mereka mengerti dengan materi yang telah kusampaikan. Pada tahap ini, aku merasakan keseriusan dari anak-anak untuk belajar secara mandiri.

Sebelum pertandingan dimulai, saya menjelaskan prosedur pertandingan dengan mencontohkan salah satu kelompok tournament. Menginjak pada tahap 'game competition', saya membagi kelompok menjadi 7 kelompok tournament. Setiap meja tournament terdapat 5 orang yang homogen, wakil dari tiap kelompok untuk mendapatkan poin dengan menjawab pertanyaan yang telah saya sediakan di kelompok tersebut.

Sebelum pertandingan dimulai, anak-anak pada setiap meja saya minta untuk hompimpah untuk menentukan giliran dalam menjawab pertanyaan. Pada tahap inilah mulai terjadi hal-hal yang tidak saya inginkan. Anak-anak mulai ada yang meninggalkan meja tournamennya untuk melihat meja yang lain tempat temannya sedang bertanding sementara saya sedang membimbing salah satu kelompok. Sehingga suasana di kelas terkesan agak kacau.

Kejadian itu tidak pernah terbayang dalam pikiran saya. Tapi pertandingan tetap berjalan dan anak-anak masih sempat mengumpulkan point walaupun ada beberapa anak yang salah berebut kartu pertanyaan tanpa menjawab pertanyaan, sehingga harus saya cek, tapi poin dapat juga mereka kumpulkan. Dari poin tersebut saya menjanjikan akan menjadi nilai hari ini. Saya tentukan berdasarkan rangkin perolehan poin kelompok.

Pada hari Sabtu setelah kejadian itu, saya agak merubah pola pertandingan. Setiap kelompok pertandingan saya panggil kemudian mengadakan pertandingan dengan pengawasan saya langsung, sehingga tidak ada yang curang (menurut bayangan saya). Tapi ternyata saya keliru. Setiap ada pertanyaan yang dibacakan, teman-teman yang lain bergerombol di dekat masing-masing wakil mereka dan membisikkan jawaban yang benar. Terpaksa saya sibuk lagi mengusir anak-anak yang bergerombol. Waduh.... dasar anak-anak.

Tapi saya masih dapat merasa senang karena saat pertandingan berlangsung, semangat anak-anak untuk bersaing dan mendapat poin tinggi masih besar, disamping itu, sebelum pertandingan dimulai, anak-anak terlihat serius belajar agar dapat ikut serta menyumbangkan poin bagi kelompok mereka.

Semoga tulisan ini dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru yang lain.

Tidak ada komentar: